Asean Free
Trade Area (AFTA) adalah bentuk dari kerjasama perdagangan dan ekonomi di
wilayah ASEAN yang berupa kesepakatan untuk menciptakan situasi perdagangan yang seimbang dan adil melalui penurunan
tarif barang perdagangan dimana tidak ada hambatan tariff (bea masuk 0 – 5 %)
maupun hambatan non tariff bagi negara-negara anggota ASEAN.
Negara-negara ASEAN telah setuju mewujudkan kawasan
perdagangan bebas. Namun, tampaknya Indonesia belum bisa
memanfaatkan secara optimal potensi pasar ASEAN ini. Indonesia harus
lebih waspada. Bila tidak, perjanjian perdagangan bebas regional lain,
seperti APEC, akan membuat pasar kita jadi
sasaran empuk bagi negara lain.
Negara-negara tetangga telah cukup jeli dalam
memanfaatkan perjanjian tersebut untuk melakukan penetrasi pasar Indonesia.
Sayangnya, Indonesia kurang mengoptimalkan kemudahan yang diberikan AFTA dalam
mengakses pasar negara-negara ASEAN yang lain. Pada saat ini pasar kita
cenderung menjadi sasaran empuk bagi negara-negara ASEAN yang lain.
Indonesia harus meningkatkan daya saing, dan memanfaatkan
fasilitas-fasilitas yang diberikan AFTA maupun potensi pasar yang tersedia di
pasar ASEAN.
Di era AFTA, lowongan pekerjaan yang ada akan menarik arus tenaga
kerja dari suatu Negara ASEAN ke Negara ASEAN lainnya tanpa hambatan birokrasi
yang berarti. Karenanya orang yang tidak mempunyai kompetensi yang memadai di
bidang pekerjaan tertentu tidak mungkin dapat bersaing. Pada saat itulah tenaga
kerja Indonesia harus mampu bersaing dengan tenaga kerja asng pendatang di
Negara sendiri, dan kalau mungkin bersaing di Negara-negara lain dengana
bangsa-bangsa lainnya.
Dalam perusahaan yang bersaing di pasar global, dituntut SDM yang
mempunyai jiwa wirausahawan. Artinya diperlukan SDM yang berkarya dan
memberikan nilai tambah bagi perusahaannya. Dalam persaingan produk dan jasa
yang ketat, inovatif dari SDM sangat berperan dalam memciptakan produk dan jasa
yang selalu berbeda, lebih baru, dan lebih baik dari produk dan jasa lainnya
yang ada di pasar.
Karena dunia bisnis demikian dinamis, maka dituntut SDM yang
adaptif terhadap perubahan-perubahan yang sangat cepat. Perubahab di lingkungan
luar maupun di dalam perusahaan sendiri harus mampu diantisipasi dan kemudian
mereka mampu melakukan hal-hal yang diperlukan sebagai jawaban atas perubahan
yang terjadi.
Untuk dapat berkompetisi dengan produk dan jasa dari Negara lain, kita harus mulai dengan usaha-usaha yang serius dan konkret dalam mengembangkan produk dan jasa kita. Sebagai bentuk persiapan diri agar tetap survive menghadapi tantangan AFTA di tahun 2015, kita perlu mempersiapkan diri sedini mungkin. Kita harus memiliki mindset untuk selalu melakukan continuous improvements agar kita tidak akan kalah bersaing dan tetap mampu menjadi yang terdepan.
Sumber:
http://isjd.pdii.lipi.go.id
http://pse.litbang.deptan.go.id
http://www.antara.co.id
http://www.jtanzilco.com
Posting Komentar